Jumat, 19 Februari 2010

Ca Serviks
I. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997 dalam Fefendi, 2008).
II. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain:
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
2. Jumlah kehamilan dan partus.
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan.
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus.
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi.
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah karena faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi.
Diduga mudah terjadinya kankers serviks dipengaruhi oleh pasangan yang belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene, penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma (sekret sebacea).
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker. Sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks, yaitu bermula dari adanya erosi diserviks, yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus. Hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
III. KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL
Mikroskopis
1. Displasia.
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu.
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat, juga sel tumor menembus membran basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membran basalis. Biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif.
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu forniks posterior atau anterior, parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kol, tumbuh ke arah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina. Bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
Markroskopis
1. Stadium preklinis.
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa.
2. Stadium permulaan.
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum.
3. Stadium setengah lanjut.
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio.
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
IV. GEJALA KLINIS
1. Perdarahan. Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat. Price & Wilson, 2005 menyatakan walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul pada saat-saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat didiagnosis.
2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau.
3. Price & Wilson, 2005 menyatakan bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul adalah low back pain atau nyeri tungkai akibat penekanan syaraf lumbosakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak, hematuria, atau perdarahan rectum.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi/Pap Smear.
Pap Smear adalah pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop (Maslim, 2007).
Keuntungan: murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan: tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillen Test.
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Kolposkopi.
Kolposkopi adalah pemeriksaan untuk melihat permukaan serviks dengan memasukkan “teropong” bernama kolposkop ke dalam liang vagina. Alat ini menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar permukaan seviks sampai dengan 10-40 kali dari ukuran normal. Pembesaran ini membantu mengidentifikasi daerah permukaan serviks yang menunjukkan abnormalitas (Maslim, 2007).
Keuntungan; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan: hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Jenis karsinoma dapat ditemukan atau ditentukan dengan biopsi.
6. Konisasi
Konisasi dilakukan dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
VI. KLASIFIKASI KLINIS
• Stage 0 : Ca pre invasif.
• Stage I : Ca terbatas pada serviks.
• Stage Ia : Disertai invasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis.
• Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I.
• Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal.
• Stage III : Sudah sampai dinding panggul dan sepertiga bagian bawah vagina.
• Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
VII. PENATALAKSANAAN
1. Irradiasi.
• Dapat dipakai untuk semua stadium.
• Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk.
• Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis: penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak di serviks.
Komplikasi irradiasi:
• Kerentanan kandungan kencing.
• Diare.
• Perdarahan rektal.
• Fistula vesico atau rectovaginalis.
2. Operasi.
• Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II.
• Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal.
3. Kombinasi.
• Irradiasi dan pembedahan.
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi & odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran ke sistem limfe dan peredaran darah.
4. Cytostatika: Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten.
5% dari karsinoma serviks resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
VIII. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian.
Aktivitas/istirahat
Gejala: □ kelemahan dan/atau keletihan
□ perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur mis., nyeri, ansietas, berkeringat malam.
□ keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.
□ pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
Sirkulasi
Gejala:
Kebiasaan: □ palpitasi, nyeri dada pengerahan kerja.
□ perubahan pada TD.
Integritas ego
Gejala:
Tanda: □ faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara menangani stres (mis., merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual).
□ masalah tentang perubahan dalam penampilan mis., alopesia, lesi cacat, pembedahan.
□ menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
□ menyangkal, menarik diri, marah.
Eliminasi
Gejala:
Tanda: □ perubahan dalam pola defekasi mis., darah pada feses, nyeri pada defekasi.
□ perubahan eliminasi urinarius, mis., nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
□ perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
Makanan/cairan
Gejala:
Tanda: □ kebiasaan diet buruk (mis., rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet).
□ anoreksia, mual/muntah.
□ intoleransi makanan.
□ perubahan pada BB; penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
□ perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema.
Neurosensori
Gejala: □ pusing, sinkope.
Nyeri/kenyamanan
Gejala: □ tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis., ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
Pernapasan
Gejala: □ merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok).
Keamanan
Gejala:
Tanda: □ pemajanan pada kimia toksik.
□ pemajanan matahari lama/berlebihan.
□ demam.
□ ruam kulit, ulserasi.
Seksualitas
Gejala: □ masalah seksual mis., dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.
□ nuligravida lebih dari usia 30 tahun.
□ multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini. Herpes genital.
Interaksi sosial
Gejala: □ ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung.
□ riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasaan di rumah, dukungan, atau bantuan).
□ masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
Pertimbangan:
Rencana pemulangan: □ riwayat kanker pada keluarga mis., ibu atau bibi dengan kanker serviks.
□ sisi primer: penyakit primer ditemukan/didiagnosis.
□ penyakit metastatic: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.
□ riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.
Diagnosis menunjukkan rerata lama dirawat: tergantung pada sistem khusus yang terkena dan kebutuhan terapeutik. Rujuk pada sumber-sumber yang tepat.
Memerlukan bantuan dalam keuangan, obat-obatan/pengobatan, perawatan kanker/alat perawatan, transportasi, belanja makanan dan persiapan, perawatan diri, mengurus rumah/tugas pemeliharaan, pengawasan untuk perawatan anak, perubahan pada fasilitas tinggal/hospice.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar