Jumat, 19 Februari 2010

PERAWATAN PERIOPERASI

LATIHAN NAFAS DALAM DAN BATUK PADA PREOPERASI

Pengertian :
Suatu tindakan pendidikan kesehatan yang diajarkan kepada klien sebelum operasi (dalam periode preoperasi).\

Tujuan :
• Mencegah terjadinya komplikasi paru-paru akibat pemberian anestesi
• Membantu paru-paru berkembang dan mencegah terjadinya akumulasi sekresi yang terjadi setelah anestesi.

Prosedur kerja
Metode latihan nafas dalam dan batuk mengikuti hal-hal dibawah ini :
a. Tidur dengan posisi semi fowler atau fowler penuh dengan lutut fleksi, abdomen relak dan dada ekspansi penuh.
b. Letakan tangan diatas perut.
c. Bernafas pelan melalui hidung dengan membiarkan dada ekspansi dan rasakan perut mengempis dengan tangan yang ada diatasnya.
d. Tahan nafas selama 3 detik.
e. Keluarkan nafas melalui bibir yang terbuka sedikit secara pelan-pelan (abdomen/perut kontraksi dengan inspirasi).
f. Tarik dan keluarkan nafas 3 kali, kemudian setelah inspirasi diikuti dengan batuk yang kuat/keras bila untuk mengeluarkan secret.
g. Istirahat
h. Ulangi tahap c dan g

Hal yang diperhatika perawat
• Jika ada insisi dibagia thorax dan abdomen, pasien dapat di pasang gurita atau di tekan dengan bantal untuk mengurang pergerakan saat batuk.
• Lakukan latihan ini segera setelah operasi bila keadaan memungkinkan. Untuk pasien yang mempunyai masalah pernafasan misalnya penyakit pernafasan kronis diperlukan latihan ini setiap jam.

LATIHAN KAKI
Pengertian :
Suatu tindakan latihan persiapan fisik yang diajarkan ke pasien pada saat periode sebelum operasi (pre operasi).

Tujuan :
• Memperlancar peredaran darah
• Mencegah vena statis
• Mempertahankan tonus otot

Prosedur pelaksanaan
Ajarkan pada pasien tiga bentuk latihan yang berisi tentang kontraksi dan relaksasi otot quadriceps (vastus intermedius, vastus lateralis, rectus femoris dan vastus medialis) dan otot gastroknemius.
A. Lakukan dorsifikasi dan flantar fleksi pada kaki. Latihan kadang-kadang diberiakan seperti dalam keadaan memompa. Gerakan ini akan membuat kontrksi dan relaksasi pada otot betis.
Latihan kaki menolong mencegah terjadinya thrombophlebitis dan vena statis.
B. Fleksi dan ekstensi pada lutut dan penekanan kembali lutut kedalam bed. Instruksi pasien untuk memulai latihan segera setelah operasi sesuai dengan kemampuannya.
C. Naikkan dan turunkan kaki dari permukaan bed. Ekstensikan lutut untuk menggerakan kaki. Latihan ini menimbulkan kontraksi dan relaksasi otot quadriceps. Awasi pasien dalam melakukan latihan kurang lebih satu jam setiap bangun tidur, dengan catatan frekuensi latihan tergantung kondisi pasien. Jelaskan pada pasien bahwa dengan kontraksi otot akan memperlancar peredaran darah.


PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN (MENCUKUR)

Pengertian :
Pencukur rambut dilakukan untuk menghilangkan rambut tubuh yang menjadi tempat mikroorganisme dan menghambat pandangan lengan pembedahan.

Tujuan :
• Mencegah terjadinya infeksi
• Menurunkan angka terjadinya injuri saat operasi.

Persiapan alat :
• Alat cukur listrik
• Gunting
• Handuk
• Bola kapas
• Aplikator (jika diperlukan)
• Larutan antiseptik (tidak menjadi keharusan)
• Lampu portable
• Selimut mandi



Prosedur :
1) Inspeksi kondisi umum kulit bila terjadi lesi, iritasi, atau tanda infeksi, pencukuran seharusnya tidak dilakukan.
Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terhadap infeksi luka pasca operasi
2) Tinjau kembali pesanan dokter untuk memastikan area yang akan dipotong. (tinjau prosedur ruang operasi sesuai kebijakan institusi) area luas untuk pemotongan rambut tergantung pada tempat insisi, tempat pembedahan, dan pilihan dokter.
3) Jelaskan mengenai prosedur dan rasionalisasinya untuk pemotongan rambut diatas permukaan yang luas.
Meningkatkan kerja sama dan meminimalkan ansietas karena klien dapat berpikir insisi akan seluas tempat pemotongan rambut.
4) Cuci tangan
Mengurangi transmisi infeksi.
5) Tutup pintu ruangan atau tirai tempat tidur memberikan privasi pada klien
6) Atur posisi tempat tidur yang sesuai(tempat tidur di tinggikan) menghindari bekerja sambil membungkuk dalam waktu yang lama.
7) Atur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi pembedahan
Pemotongan rambut dan persiapan kulit dapat memrlukan waktu beberapa menit. Perawat harus memiliki kemudahan akses untuk area yang sulit dicapai.
8) Keringkan area yang dipotong dengan handuk.
Menghilangkan lembaban, yang mempengaruhi kebersihan potongan dari pemotongan.
9) Pegang pemotongan pada tangan dominan, sekitar 1 cm diatas kulit, dan gunting rambut pada arah tumbuhnya.
Mencegah penarikan rambut dan abrasi kulit
10) Atur selimut sesuai kebutuhan.
Mencegah pemajangan bagian tubuh yang tidak perlu
11) Dengan ringan, sikat rambut yang tercukur dengan handuk
Menghilangkan rambut yang terkontaminasi dan meningkatkan kenyamanan klien memperbaiki penglihatan terhadap area yang dipotong
12) Bila memotong area diatas permukaan tubuh (missal umbilicus atau lipat paha) bersihkan lipatan dengan aplikator berujung kapas yang telah dicelupkan ke arah larutan antiseptik, kemudian dikeringkan.
Menghilangkan secret, kotoran, dan sisa potongan rambut, yang menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme.
13) Berikan klien bahwa prosedur telah selesai. Menghilangkan ansietas klien
14) Bersihkan dan rapikan peralatan sesuai kebijakan institusi, buang sarung tangan. Pembuangan peralatan yang kotor sesuai tempatnya mencegah penyebaran infeksi dan mengurangi resiko cidera.
15) Inspeksi kondisi kulit setelah menyelesaikan pemotongan rambut
Menentukan bila terdapat sisa rambut atau bila kulit terpotong
16) Dokumentasikan prosedur, area yang dipotong atau dicukur, dan kondisi kulit sebelum dan sesudah tindakan pada catatan perawatan
Mendokumentasikan prosedur yang dilakukan dan kondisi kulit sebelum pembedahan.

Hal yang perlu diperhatikan perawat
Lakukan kewaspadaan ekstra bila klien memiliki kecenderungan perdarahan sebelumnya seperti pada leukemia, anemia aplikasi, atau hemofilia atau telah menerima terapi anti koagulan.
Bila klien memiliki kecenderungan perdarahan atau pada terapi antikoagulan, pencukuran kering mungkin dianjurkan.


Penyuluhan klien
• Jelaskan tujuan pencukuran, dan pentingnya untuk keselamatan klien.
• Klien harus memahami bahwa pencukuran permukaan kulit lebih luas dari pada area pembedahan yang sesungguhnya.


MERAWAT LUKA

MERAWAT LUKA TERDIRI DARI :
1. Mengganti balutan kering
2. mengganti balutan basah ke kering
3. irigasi luka
4. perawatan dekubitus

pengertian :
suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

Tujuan :
• menjaga luka dari trauma
• immobilisasi luka
• mencegah perdarahan
• mencegah kontaminasi oleh kuman
• mengabsorbsi drainase
• meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

Indikasi perawatan luka :
• balutan kotor dan basah akibat eksternal
• ada rembesan eksudat
• ingin mengkaji keadaan luka
• dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik.

1) Mengganti Balutan Kering/Luka Jahit Post Operasi
Tujuan :
Balutan kering melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme.

Indikasi :
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.

Persiapan alat :
• Set balutan steril dalam bak instrumen steril
o Sarung tangan steril
o Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
o Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
o Balutan kasa dan kasa steril
o Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
o Salep antiseptik (bila dipesankan)
o Depress
o Lidi waten
• Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
• Gunting perban
• Larutan garam fisiologis
• Sarung tangan sekali pakai
• Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
• Kantung tanah air untuk sampah(bengkok 2 berisi lisol dan kosong)
• Selimut mandi
• Perlak pengalas
• Pengangkat perekat (tidak menjadi keharusan)
• Alat pengukur luka (tidak menjadi keharusan)

Prosedur pelaksanaan
1) Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan.
2) Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan membuka peralatan)
Menjegah kesempatan merusak teknik steril dengan kelalaian tak disengaja pada peralatan yang diperlukan.
3) Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan diatasnya. Letakan kantung dalam jangkauan area kerja anda/letakkan bengkok dekat pasien.
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyebrangi area steril untuk membuang balutan kotor.
4) Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka. Memberikan klien privasi dan mengurangi udara yang dapat mentransmisikan mikroorganisme.
5) Bantu klien pada posisi nyaman dan selimut mandi pasien hanya untuk memamparkan tempt luka. Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
Gerakan tiba-tiba dari klien selama pengantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi luka atau peralatan. Penutupan memberikan jalan masuk pada luka dan meminimalkan pemaparan yang tidak perlu
6) Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganiosme yang tinggal dipermukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpapar
7) Pasang perlak pengalas
8) Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau balutan dengan pingset.
Sarung tangan mencegah trasmisi organisme dari balutan kotor pada tangan anda
9) Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan, (bila masih terdapat plester pada kulit, ini dapat dibersihkan dengan aseton/bensin)
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka.
10) Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
Penampilan draenasi dapat mengganggu klien secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-hati dari balutan mencegah penarikan tak disengaja pada drain
11) Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl.
Mencegah kerusakan perumukaan epidermal
12) Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
Memberikan perkiraan hilangnya drainase dan pengkajian kondisi Luka
13) Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang di tempat yang tepat. (bengkok lisol).
Prosedur mengurangi transmisi mikroorganisme untuk orang lain.
14) Buka bak instrumen balutan steril atau secara individual tertutup bahan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien. Balutan, gunting, dan pinset harus tetep pada bak instrumen steril atau dapat ditempatkan pada penutup steril yang terbuka digunakan sebagai area steril atau diatas kasa steril.
Balutan steril dan bahan tetap steril saat atau dalam permukaan steril. Persiapan semua bahan mencegah merusak teknik selama mengganti balutan actual.
15) Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah akibat larutan antiseptik, ulangi persiapan bahan.
Cairan bergerak melalui bahan dengan aksi kapiler. Mikroorganisme menjalar dari lingkungan tidak steril di atas meja atau linen tempat tidur menembus kemasan balutan ke balutan itu sendiri.
16) Kenakan sarung tangan steril
Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa menyebabkan kontaminasi.
17) Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan karakter drainase. (palpasi luka, bila perlu dengan bagian tangan non dominan, yang tidak akan menyentuh bahan steril).
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau dreinase mengkontaminasi sarung tangan).
18) Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diserapkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang basahi dalam larutan dengan pinset. Gunakan satu kasa untuk. Setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang kurangterkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka.
Penggunaan pinset mencegah kontaminasi jari yang memakai sarung tangan. Arah tekanan pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
19) Gunakan kasa baru untuk mengeringi luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada langkah 18
Mencegah kelembaban pada tempat luka, yang akhirnya dapat menjadi tempat tumbuh mikroorganisme.


20)Berikan salep antibiotik bila dipasankan, gunakan teknik seperti langkah pada pembersihan. Jangan di oleskan ditempat drainase
Pengolesan yang di arahkan langsung pada balutan atau drainase dapat menghambat drainase.
21) Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka
• Pasang satu kasa setiap kali.
Mencegah pemasangan balutan besar yang dapat mengganggu gerakan klien, dan memastikan penutupan luka keseluruhan.
• Pasang kasa sebagai lapisan kontak.
Meningkatkan absorbsi tepat terhadap drainase
• Bila terpasang drain, ambil gunting dan potong kasa kotak untuk dipasangkan disekitarnya.
Balutan sekitar drain mengamankan letak drain dan mengobservasi drainase
• Pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben
Melindungi luka dari masuknya mikroorganisme.
22)Gunakan plester di atas balutan, amankan dengan ikatan atau balutan.
Memberikan dukungan pada luka dan menjamin penutupan lengkap dengan pamaparan minimal pada mikroorganisme.
23)Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
24)Buang semua bahan dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman.
Lingkungan yang bersih meningkatkan kenyamanan klien.
25)Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
26)Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan drainase.
Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu memberitahukan personal adanya perubahan personel adanya perubahan pada kondisi luka dan status klien.

Hal yang diperhatikan perawat
• Saat melepaskan atau memasang balutan, perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau menarik drain.
• Bila luka kering dan utuh, penyembuhan mungkin optimal dengan pemaparannya pada udara. Hubungi dokter untuk intruksi penghentian penggantian balutan luka.
• Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat resiko kontaminasi okuler, seperti cipratan dari luka.

Penyuluhan klien
Klien sering pulang dengan balutan yang mongering. Klien atau keluarganya diintruksikan tentang teknik mencuci tangan, pembersihan luka, dan pembuangan balutan kotor yang tepat. Tindakan ini memerlukan teknik yang steril.

Pertimbangan pediarti
Bila balutan memang benar-benar diperlukan pada bayi atau anak kecil, perawat harus memasukkan aktivitas bermain ke dalam rencana keperawatannya sehingga kesempatan anak untuk melepaskan balutan akan minimal.

Pertimbangan Geriatri
Kulit klien lansia normalnya tidak elastis dan tipis. Oleh karenanya lakukan perawatan khusus, ketika melepaskan plester.


MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING

Pengertian :
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen.

Indikasi :
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.

Tujuan :
• Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
• Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
• Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.

Persiapan Alat :
• Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
o Sarung tangan steril
o Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
o Depress
o Lidi waten
o Balutan kasa dan kasa steril
o Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
o Salep antiseptik (tidak menjadi keharusan)
• Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
• Normal salin
• Sarung tangan sekali pakai
• Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
• Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
• Selimut mandi
• Aseton/bensin (tidak menjadi keharusan)
• Bantalan tahan air/perlak pengalas
• Gunting perban

Prosedur palaksanaan
1) Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan
2) Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur(jangan membuka perlatan)
Mencegah kesempatan merusak teknik steril dengan kelalaian tak disengaja pada peralatan yang di perlukan.
3) Ambil kantung sekali pakai dan buat balutan diatasnya. Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja anda/letakkan bengkok didekat pasien.
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyebrangi area steril untuk membuang balutan kotor.
4) Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka.
Memberikan klien privasi dan mengurangi udara yang dapat mentransmisikan mikroorganisme.
5) Bantu pasien pada posisi nyaman dan selimut madi pasien hanya untuk memaparkan temapt luka. Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
Gerakan tiba-tiba dari klien selama penggantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi luka atau peralatan. Penutupan memberikan jalan masuk pada luka dan meminimalkan pemaparan yang tidak perlu.
6) Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganisme yang tinggal di permukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpapar.
7) Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak pengalas.
Mencegah mengotori linen tempat tidur.
8) Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban.
Sarung tangan mencegah transmisi organisme infeksius dari balutan dari balutan kotor tangan pada anda.
9) Lepaskan plester dengan melaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah balutan (bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aseton/bensin)
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka.
10) Dengan tangan yang telah menggunakan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, permukaan bawah balutan yang kotor jauhkan dari penglihatan klien.
Catatan : bila terpasang drain, lepaskan satu lapis setiap kali.
Penampilan balutan dapat menganggu klien secara emosional. Pengambilan balutan dengan hati-hati mencegah penarikan drain secara tidak sengaja.
11) Bila balutan merekat pada jaringan dibawahnya, jangan dibasahi. Perlahan bebaskan balutan dari eksudat yang mongering. Ingatkan klien tentang penarikan dan ketidaknyamanan.
Pembalutan basah dan kering dibuat untuk luka bersih terkontaminasi atau luka terinfeksi dengan debridemen jaringan nekrotik dan eksudat.
12) Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
Menghilangkan pikiran kehilangan drainase dan pengkajian kondisi luka.
13) Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, hidari kontaminasi permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan sekali pakai dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada tempat yang telah disediakan
Mengurangi transmisi mikroorganisme ke orang lain.
14) Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam kom steril dan tambahkan kasa berlubang kecil.
Lapiskan kasa yang bersentuhan dengan luka harus terbasahi secara menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan absorbsi balutan.
15) Enakan sarung tangan
Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa mengkontaminasi dengan mikroorganisme.
16) Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan krakteristik drainase. (palpasi luka, bila perlu, dengan bagian non dominan anda yang tidak akan menyentuh peralatan steril).
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau drainase mengkontaminasi sarung tangan).
17) Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin. Pegang kasa yang telah dibasahi dengan larutan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap tekanan pembersihan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Bergerak dalam tekanan progresif menjauh dari garis insisi ataupun tepi luka.
Penggunaan pinset mencegah terjadinya kontaminasi jari anda yang menggunakan sarung tangan. Arah pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
18) Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah.
Kasa basah mengabsorbsi drainase dan melekat pada debris. Pemasangan kasa sehingga secara merata didistribusikan pada permukaan luka.
19) Pasang kasa steril kering diatas kasa basah.
Lapisan kering bekerja sebagai lapisan absorben untuk menarik kelembaban dari permukaan luka.
20)Tutup dengan kasa, asang lester di atas bantalan atau amankan dengan, perban, atau pengikat.
Kasa atau bantalan melindungi luka dari masuknya mikroorganisme.
Memberikan penyangga pada luka dan menjamin penutupan luka dengan sempurna untuk meminimalkan pemajanan terhadap mikroorganisme
Meningkatkan perasaan sejahtera klien
21) Bantu klien pada posisi nyaman.
Meningkatkan transmisi mikroorganisme.
22) Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
23)Catat pada catatan perawatan dari observasi luka, balutan drainase, dan respon klien.
Dokumentasi akurat dan tepat waktu memberitahukan personil adanya perubahan kondisi luka dan status klien.
Hal yang di perhatikan perawat
• Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering yang baru dapat menyebabkan klien merasa nyeri.
• Perawat harus memberikkan analgesik dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek obat.
• Pelindung mata harus digunakan bila terdapat resiko adanya kontaminasi okuler, seperti percikan dari luka.

Penyuluhan klien
Klien bisanya tidak dipulangkan ke rumah semantara masih diperlukan panggantian bahan balutan basah kering. Klien dapat diajarkan tentang parawatan luka untuk mengantisipasi penggunaan balutan kering di rumah.

Pertimbangan pediarti
Ada baiknya untuk menguatkan balutan basah kering dengan gulungan kasa untuk mencegah lepas secara tidak sengaja oleh anak usia bermain yang aktif. Kapanpun mungkin, kuatkan balutan tetapi tidak mengikat anak.

Pertimbangan Geriatri
Kulit klien lansia normalny tipis dan tidak elastis. Gunakan perawatan khusus, dalam melepaskan plester.

IRIGASI LUKA

Pengertian :
Suatu tindakan pembersihan secara mekanis dengan larutan isotonic atau pengangkatan fisik terhadap jaringan debris, benda asing atau eksudat dengan kasa atau dengan spuit.

Tujuan :
• Menghilangkan esudat dan debris, benda asing dari luka yang lambat sembuh.
• Memberikan panas pada area yang sakit.
• Untuk meningkatkan penembuhan atau memudahkan pengolesan obat luka

Peralatan :
• Bak instrumen steril berisi : pensit 2, kasa steril, gunting, lidi waten
• Larutan irigasi (200 sampai 500 ml sesuai pesanan) dihangatkan pada suhu tubuh (37-40 derajat C).
• Spuit irigasi steril (kateter karet merah steril sebagai penghubung untuk luka dalam lubang kecil)
• Kom balutan steril dan peralatan untuk mengganti balutan
• Bantalan tahan air/perlak pengalas
• Jeli pelumas dan spatel lidah (tidak menjadi keharusan)
• Bengkok
• Pinset/forcep
• Sarung tangan steril dan bersih

Prosedur pelaksanaan :
1) Jalaskan prosedur pada klien. Gambarkan sensasi yang akan di rasakan selama irigasi. Ansietas klien akan di kurangi melalui kesadaran tentang apa yang akan terjadi selam prosedur dan perasaan apa yang dirasakan

2) Susun peralatan di samping tempat tidur.
Mencegah merusak prosedur
3) Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan mengalir dari bagian atas tepi luka ke bagian dalam kom yang diletakkan di bawah luka
Aliran cairan dipengaruhi gravitasi dari area yang kurang terkontaminasi e area yang terkontaminasi.
4) Letakkan perak pengalas di bawah luka klien
Mencegah mengotori linen tempat tidur.
5) Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
6) Kenakan sarung tangan bersih sakali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban. Sarung tangan mencegah transmisi organisme infeksius dari balutan kotor ke tangan anda.
7) Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menariknya perlahan, sejajar dengan kulit dan ke arah balutan. (bila perekat masih tersisa di kulit, dihilangkan dengan menggunakan larutan aseton/bensin).
Mengurangi tegangan pada garis jahitan atau tepi luka.
8) Dengan tangan anda yang telah memakai sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan bagian bawah yang kotor jauh dari
penglihatan klien. Lepaskan satu demi satu balutan.
Penampilan drainase dapat menggangu klien secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-hati mencegah tertariknya drain secara tak sengaja.
9) Bila balutan lengket ke luka, lepaskan dengan meneteskan normal salin steril mencegah kerusakan permukaan epidermal.
10) Observasi karakter dan jumlah drainage pada balutan.
Memberikkan perkiraan hilangnya drainage dan pengkajian perawatan luka.
11) Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang di tempat yang telah disediakan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme pada orang lain.
12) Siapkan peralatan steril. Buka kom dan tuangkan larutan (volume bervariasi tergantung ukuran luka dan banyaknya drainage). Buka spuit dan siapkan bak instrumen. Pakai sarung tanagn steril.
Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka.
13) Letakkan bengkok bersih menempel kulit klien di bawah insisi atau letak luka.
Menampung larutan pengirigasi yang terkontaminasi.
14) Hisap larutan ke dalam spuit. Saat memegang ujung spuit tepat di atas luka. Irigasi dengan perlahan tetapi secara kontinue dengan tekanan yang cukup untuk mendorong drainage dan debris. Hindari menyemburkan atau menyemprotkan larutan. Irigasi tepat di atas luka.
Irigasi secara mekanik mengangkat drainage dan debris. Lokalisasi atau depresi di dasar luka dapat dengan mudah menampung debris.
15) Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih yang mengalir ke dalam bengkok memastikan bahwa semua debris telah terbuang.
16) Dengan kasa steril, keringkan tepi luka. Bersihkan dengan progresif menekan dari garis insisi atau tepi luka.
Mengeringkan basah yang berlebihan, yang dapat menjadi media untuk pertumbuhan mikroorganisme atau sebagai pengirigasi kulit.
17) Pasang balutan steril
Balutan steril mencegah infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka.
18) Bantu klien untuk posisi yang nyaman.
Meningkatkan kenyamanan klien.
19) Bereskan peralatan dan cuci tangan.
Mengontrol transfer mikroorganisme.
20) Catat pada catatan perawat volume dan tipe larutan, karakteristik drainage, penampilan luka, dan respon klien.
Pencatatan tepat waktu akan memberikan dokumentasi terapi akan kemajuan penyembuhan luka.

Hal yang di perhatikan perawat
• Bila terpasang drain, lepaskan lapisan balutan satu persatu sehingga tidak terjadi penarikan drain tidak disengaja.
• Jangan paksa menyemprotkan irigasi ke dalam luka yang tidak tampak. Anda dapat merusak jaringan.
• Pelindung mata harus dipakai bila terdapat resiko kontaminasi okuler, seperti cipratan dari luka.

Penyuluhan klien
Klien biasanya tidak dipulangkan ke rumah bila masih di perlukan irigasi. Namun demikian, instruksikan klien tentang prosedur irigasi luka sehingga ia dapat memantau kemajuan penyembuhannya. Selain itu, instruksi dini membantu klien dan keluarganya menyiapkan kepulangan dan keperawatan rumah yang diperlukan.

Pertimbangan pediatric
Bila anak tidak mampu untuk tidak diam selama prosedur, ada baiknya untuk meminta bantuan perawat lain atau orang tua untuk melakukan aktivitas bermainan seperti membaca, menyanyi, atau membacakan cerita. Berhati-hatilah dalam menggunakan restrain.


MENGANGKAT JAHITAN

Pengertian :
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya di lakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi).

Tujuan :
• Mempercepat proses penyembuhan luka
• Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alenium



Persiapan alat :
1) Set angkat jahitan steril berisi pinset sirugis 2, anatomis 1, gunting hatting up, lidi waten, kasa dalam bak instrumen steril
2) Bengkok berisi lisol 2-3 %
3) Kapas balut
4) Korentang
5) Gunting plester
6) Plester
7) Bensin
8) Alcohol 70 %
9) Bethadin 10 %
10) Kantung balutan kotor/bengkok kosong

Prosedur pelaksanaan
1) Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2) Mendekatkan alat ke dekat pasien
3) Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat
4) Perawat mencuci tangan
5) Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau.
6) Membuka set angkat jahitan secara steril
7) Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan di masukkan kedalam kantong balutan kotor.
8) Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
9) Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70 % dan mengolesi luka operasi dengan betadhin solution 10 %.
10) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
11) Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadin solution 10 %
12) Menutup luka dengan kasa steril kering dan di plester
13) Merapikan pasien
14) Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
15) Perawat mencuci tangan
16) Mencatat pada catatan perawatan.

Hal yang diperhatikan perawat
• Cermat dalam menjaga kesterilan
• Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan
• Peka terhadap privasi klien
• Teknik pengangkatan jahitan disesuaikan tipe jahitan
3. PERAWATAN DEKUBITUS

Pengertian :
Perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang terus menerus pada bagian-bagian tubuh sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebut terganggu dan mengakibatkan nekrose jaringan tubuh.

Penyebab Dekubitus :
1) Tekanan yang lama/terus menerus pada posisi yang sama
2) Iritasi jaringan tubuh yang disebabkan oleh feces urine atau keringat
3) Kain alas tempat tidur yang tidak licin.

Tujuan :
• Merangsang peredaran darah
• Memberikan perasaan nyaman pada penderita
• Mempercepat penyembuhan luka

Persiapan alat :
• Baskom
• Sabun
• Air
• Agen pembersih atau agen topical yang diresepkan
• Balutan yang dipasankan
• Pelindung kulit
• Lidi waten
• Plester hipoalergik atau balutan adesif (hipalik)
• Sarung tangan
• Alat pengukur luka (tidak menjadi keharusan)

Prosedur pelaksanaan
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Mengurangi transmisi patogen yang berasal dari darah. Sarung tangan harus digunakan saat memegang bahan-bahan berair dari cairan tubuh
2) Tutup pintu ruangan atau gorden tempat tidur
Mempertahankan privasi klien.
3) Baringkan klien dengan nyaman dengan area luka dekubitus dan kulit sekitar mudah dilihat.
Area dapat di akses untuk membersihkan luka dan kulit sekitar
4) Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka kondisi kulit dapat mengindikasikan kerusakan jaringan progresif.
• Perhatikan warna, kelembaban dan penampilan kulit sekitar luka kelembaban terus menerus menyebabkan maserasi
• Ukur diameter luka yang dapat di gunakan
Memberikan suatu pengukuran obyektif ukuran luka. Dapat menentukan tipe balutan yang dipilih : area permukaan panjang dan lebar.
• Ukur kedalaman luka dekubitus denganmenggunakan aplikator berujung kapas atau alat lain yang memungkinkan pengukuran kedalaman luka pengukuran kedalaman adalah penting untuk menentukan volume luka meskipun permukaan area sangat adekuat menunjukan kehilangan jaringan pada ulkus derajat satu dan dua, volume lebih adekuat menunjukan kehilangan jaringan pada luka dengan derajat lebih dalam 3 sampai 4.
• Ukur kedalaman lubang kulit dengan nekrosis jaringan. Gunakan aplikator berujung kapas steril dan dengan lembut tekantepi luka
Lubang menunjukan kehilangan jaringan dibawahnya lebih besar dari kulit.
Lubang mengidikasikan nekrosis jaringan progresif.
5) Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan air hangat dan sabun. Cuci secara menyeluruh dengan air.
Pembersihan permukaankulit mengurangi jumlah bakteri yang menetap. Sabun dapat mengiritasi kulit.
6) Dengan perlahan keringkan kulit secara menyeluruh dengan menekan-nekankan dengan handuk
Kelembabaan tererus menerus menyebabakan maserasi lapisan kulit
7) Gunakan sarung tangan steril
Teknik aseptic harus dipertahankan membersihkan, mengukur dan memasang balutan (periksa kebijakan institusional mengenai menggunaan sarung tanagn bersih atau steril)
8) Bersihkan luka secara menyerluruh dengan cairan normal salin atau agen pembersih
Menghilangkan debris yang terkelupas dari luka. Sebelumnya dibutuhkan perendaman dengan enzim untuk pengakatan.
• Gunakan semprit irigasi untuk luka yang dalam
9) Gunakan agen topikal bila diresepkan :
Enzim-enzim :
• Pertahan sarung tangan steril oleskan sejumlah kecil salep enzim pada telapak tangan
Tidak memerlukan salep yang terlalu banyak. Lapisan yang tipis mengabsorbsi dan kerja lebih efektif. Kelebihan obat dapat mengiritasi kulit sekitarnya. Gunakan hanya pada area yang nekrotik
• Ratakan obat dengan menggosok telapak tangan kuat-kuat
Membuat salep lebih mudah dioleskan pada luka
• Oleskan salep dengan tipis secara merata diatas luka nekrotik. Jangan oleskan enzim pada kulit sekitar luka
Penyebaran salep yang tepat menjamin kerja yang efektif. Enzim dapat menyebabkan luka bakar, parestesia dan dermatitis pada kulit sekitar
• Basahi kasa balutan dengan cairan garam faal dan tempelkan langsung pada luka
Melindungi luka, mempertahankan permukaan lembab mengurangi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan. Sel kulit secara normal hidup dalam lingkungan yang lembab
• Tutup kasa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan dan plester dengan baik mencegah bakteri masuk kedalam balutan yang lembab.
Atiseptik :
• Luka dalam : berikan salep antiseptik pada tangan dengan sarung tangan dominan dan oleskan secara merata salep disekitar luka (hindari penyebaran kontaminasi bila area terinfeksi).
Salep antiseptik menyebabkan iritasi jaringan minimal. Semua permukaan luka harus tertutup untuk mengontrol pertumbuhan bakteri secara efektif.
• Pasang bantalan kasa steril diatas luka dan plester dengan kuat
Melindungi luka dan mencegah hilangnya salep selam berbalik atau merubah posisi.
Agen hidrogel :
• Tutup permukaan luka dengan hidrogel menggunakan aplikator steril atau sarung tangan.
Mempertahankan lembabapan luka sambil mengabsorbsi kelebihan drainage. Mungkin digunakan sebagai karier untuk agen topikal
• Pasang kasa kering yang halus diatas gel untuk menutupi luka dengan sempurna menahan hidrogel diatas permukaan luka adalah absorben.
Kalsium alginat :
• Bungkus luka dengan alginat menggunakan aplikator atau sarung tangan.
Mempertahankan kelembaban luka saat mengabsorbsi kelembaban drainage
• Gunakan kasa kering yang halus atau hidrokoloid diatas alginat
Mempertahankan alginat diatas permukaan luka.
10) Ubah posisi klien dengan nyaman tidak pada luka dekubitus
Menghindari lepasnya balutan tanpa disengaja
11) Lepaskan sarung tangan dan bereskan peralatan yang basah, cuci tangan mencegah tranmisi mikroorganisme
12) Catat penampilan luka dan perawatan (tipe agen topikal yang digunakan, balutan yang diginakan dan respon klien pada catatan perawat).
Observasi dasar dan insfeksi berikutnya menunjukan kemajuan penyembuhan mencatat perawatan.
13) Dokumentasi adanya penyimpangan penampilan luka
Penyimpangan kondisi dapat mengindikasikan kebutuhan untuk terapi tambahan.

Hal yang diperhatikan perawat :
• Luka awal cenderung untuk mempunyai batas tidak teratur sejalan dengan berlalunya waktu menjadi halus dan membulat.
• Bila luka besar irigasi, dengan air jernih steril dan semprit irigasi dapat membantu kebersihan luka.

Pertimbangan penyuluhan :
Semua individu yang ikut serta dalam perawatan luka klien harus diajarkan tentang metode yang tepat untuk memberikan perawatan luka.

D. RENDAM DUDUK

Pengertian :
Merendam daerah anus dan sekitarnya serta daerah genetalia.

Tujuan :
• Memberi pengobatan,
• Untuk membersihkan luka,
• Untuk mengurangi rasa sakit

Indikasi :
a. Pasien dengan peradangan
b. Luka terbuka yang kotor pada derah anus dan genetalia
c. Dismenore

Persiapan alat :
1) Bak rendam duduk
2) Termometer air
3) Peniti
4) Handuk
5) Plester
6) Gunting
7) Bak steril tertutup berisi kain kasa dan pinset
8) Cairan obat yang diperlukan, misalnya PK 4 / 1000
9) Selimut mandi
10) Sampiran
11) Perlak pengalas

Prosedur pelaksanaan :
a. Klien diberi tahu tentang tindakan yang akan dikerjakan.
b. Alat-alat disiapkan dan diletakan dekat klien.
c. Sampiran di pasang
d. Perawat mencuci tangan
e. Bak rendam duduk disiapkan kemudian diisi cairan obat sebanyak 1/3 bagian.
f. Ukur suhu cairan dengan menggunakan termometer air dengan suhu 40-43 derajat C.
g. Pasang selimut mandi sampai menutupi seluruh bokong pasien, pakaian bawah pasien dilepaskan.
h. Pakaian pasien bagian atas dilipat dan di beri peniti agar tidak terendam air.
i. Pasien diminta duduk diatas bak selam 10-15 menit.
j. Bila sudah selesai, bokong pasien dikeringkan dengan handuk.
k. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan pinset kemudian luka diplester (lihat dan terapkan teknik perawatan luka)
l. Pakian bawah pasien dirapikan kembali, selimut mandi diangkat.
m. Pasien dianjurkan untuk beristirahat kembali ditempat tidur.
n. Alat-alat dibereskan dan dibersihkan
o. Perawat cuci tangan
p. Dokumentasi keperawatan.

1 komentar: